Senin, 07 Juli 2014

Hilang Arah

Ini fiksi atau bukan.,
Yang pasti ini ada.,
Kadang aku bertanya, mengapa dari bermilyar milyar sel calon manusia, hanya aku yang berhasil untuk menjadi manusia..
Mengapa disaat itu aku tak merasa lelah untuk berenang berusaha mencapai tujuan, melawan panas, asam, sakit untuk sesuatu yang belum pasti ada disana..
Aku lahir.
Kuyakini ini adalah masa terindah di hidup ini,
Bagaimana tidak, ketika rasa lelahmu dibayar dengan dunia..
Aku tumbuh, menjadi balita yang menggemaskan, menjadi anak2 yang baik dan pintar, dan tumbuh menjadi remaja...
Remaja..
Ini adalah awal dari segala kesalahanku..
Ini adalah noda hitam terbesar dan terdalam yang mengotori kertas putihku..
Disaat dimana aku memandang tinggi diriku sendiri, disaat dimana aku hanya mencintai diriku sendiri, dan disaat aku merasa hanya aku sendiri di dunia ini..
Tampak keegoisanku, tampak rasa malasku yang selama ini tak pernah kupelihara..
Pelan pelan diriku berubah mengikuti arah jalan yang salah..
Seiring dengan waktu, ragaku meninggalkan logikaku.
Nafsu, dialah yang menguasai hati.
Tatkala aku memiliki segalanya, perlahan semua itu berjalan meninggalkanku.
Segalanya bukan harta, bukan uang ataupun emas.
Segalanya itu adalah temanku, keluargaku, hobiku, karyaku, dan cita citaku..
Semuanya pergi, kosong.
Kesepian menusukku dari segala arah,
Pesimis menembaki otakku bahwa aku takkan pernah kembali ke masa indahku itu,
Percaya diri yang membutakanku bahwa aku lebih hebat dibanding siapapun,
Dan rasa malas yang sangat  merusak perbaikan baikku..
Miris.
Disini aku berdiri
Di dalam sebuah kotak hitam yang tak memiliki sedikitpun cahaya,
Aku menangis,
Ya tuhan... darimana aku harus memulai ini semua,
Ketika dulu aku berlari jauh di depan teman2ku,
Dan kini aku harus menatap mereka yang hampir mencapai garis finish..
Tuhan, tolong bantu aku...
Dimana arah yang harus kutuju.
Aku hilang arah