I.
Mekanisme Hormon Sistem Reproduksi Hewan Jantan
(Rhoades, 2009)
Epitel benih dalam tubulus seminiferus
berkembang melalui pembelahan sel menjadi spermatozoa. Sel benih yang membelah
menjadi spermatozoa disebut spermatogonium. Spermatogonium terletak di atas
membrane basal dari tubulus seminiferus. Jika membelah menjadi dua, maka salah
satu tetap terletak di atas membrane basal sedangkan yang kedua berubah menjadi
spermatosit I kemudian membelah lagi menjadi spermatosit II, berubah menjadi
spermatid dan akhirnya menjadi spermatozoa muda. (Soebadi, 1987)
FSH
bekerja pada sel sertoli untuk mengatur spermatogenesis dan produksi sertoli
seperti inhibin B yang bekerja secara selektif mensuppresi produksi FSH pada
hipofisis anterior. Walaupun jalur regulasi sel leydig dan sertolli yang
berbeda ini, fungsi testis terintegrasi dalam berbagai tingkat : GnRH mengatur
kedua gonadotropin (LH dan FSH); spermatogenesis membutuhkan kadar testosterone
yang tinggi. Beberapa interaksi parakrin antara sel leydig dan sertolli penting
untuk fungsi testis yang normal. (Longo et al, 2011)
A. Testosteron
Diproduksi
pada testis jantan. Hormon ini berfungsi mengontrol perkembangan dan fungsi gonad
jantan serta perkembangan seks sekunder. (Nelson, 2004). Selain itu juga, berfungsi
merangsang pendewasaan spermatozoa yang terbentuk dalam tubuli seminiferi,
merangsang pertumbuhan kelanjar acessori. (Soebadi, 1987)
B.
FSH (Follicle-Stimulating
Hormone)
Karena mengandung asam amino dan karbohidrat
maka FSH termasuk hormon protein. FSH berfungsi merangsang pembesaran testes
karena terjadi perkembangbiakan spermatozoa dalam tubuli seminferi. (Soebadi, 1987)
C.
LH (Luteinizing Hormone)
Fungsi
LH adalah merangsang sel –sel interstisial dalam testes, seperti sel leydig.
Sel leydig dirangsang untuk memproduksi androgen. Tingginya kadar testosterone
(androgen) dalam tubuh menyebabkan terjadinya pendewasaan spermatozoa. (Soebadi, 1987)
D. GnRh (Gonadotropin Releasing Hormone)
GnRh adalah hormon peptida yang dihasilkan
oleh hipotalamus. Berfungsi untuk merangsang hipofisis atau pituitary bagian
anterior untuk mengeluarkan FSH dan LH. Di hipotalamus, pengeluaran GnRH diatur
oleh nukleus arkuata. Neuron pada nukleus arkuata memiliki kemampuan untuk
memproduksi dan melepas gelombang GnRH ke hipofisis. (Nelson, 2004)
E.
Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel sertoli,
hormone ini berfungsi untuk pematangan sperma. (Soebadi, 1987)
DAFTAR PUSTAKA
Almeida, S.A., Kempinas, W.G. and Carvalho, L.T.L. 2000. Sexual behavior and Fertility of Male Rats Submitted to Prolonged Immobilization-Induced Stress. Braz J Med Biol Res, Vol. 33(9): 1105-1109.
Aughey, E., Frye, F.L. 2001. Comparative Veterinary Histology with Clinical Correlates. Spain: Manson Publishing.
Aughey, E., Frye, F.L. 2001. Comparative Veterinary Histology with Clinical Correlates. Spain: Manson Publishing.
Bagley,
Clell V., C. Kim Chapman. 2005. Breeding
Soundness Evaluation of Bulls. AH/Beef/2005-01.
Banerjee, G. C. 1982. A Textbook of Animal Husbandry.
New Delhi : Oxford & IBH Publishing Co.
Gartner, Leslie P, James L.H. 2007. Color Textbook Of
Histology. Philadelphia : Saunders Elsevier.
Jainudeen, M. R. and E.S.E. Hafez. 1980. Cattle and buffalo. In: Reproduction in Farm
Animals. Philadelphia : Lea and Febiger.
Longo, Dan, Anthony F, Dennis K, Stephen H, Jameson
J, Joseph L. 2011 .Harrison's Principles of Internal
Medicine 18th Edition. UK : McGraw Hill Professional.
Nainggolan, O. Simanjuntak, J.W. 2005. Pengaruh Ekstrak Etanol Akar 17 Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack) terhadap
Perilaku Seksual Mencit Putih. Cermin
Dunia Kedokteran Vol. 146 : 55-57.
Mozes,R.T. 1993. Inseminasi
Buatan Pada Ternak. Bandung: Penerbit Angkasa.
Nelson,
David L, Michael M.C. 2004. Lehninger
Principles Of Biochemistry. New York : W. H. Freeman.
Partodiharjo,
Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan.
Jakarta : Mutiara Sumber Widya.
Toelihere, M.R. 1981.
Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Bandung:
P .T. Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar